Penelitian

Penelitian Kualitatif & Kuantitatif: Apakah Pembedanya?

Penelitian kualitatif dan kuantitatif tidak seterusnya dibedakan hanya dari bentuk data yang digunakan—numerik atau non-numerik. Lantas, apa yang kemudian lebih menjadi pembeda antara keduanya?

Sebelumnya, perlu dipahami bahwa metode kuantitatif lantas tidak menafikan semua bentuk data yang bersifat teks atau non-numerik. Begitu pun sebaliknya: metode kualitatif tidak lantas meninggalkan semua bentuk data yang bersifat numerik dan statistik.

Pasalnya, data-data tersebut kemudian dapat diformulasikan maupun dirancang untuk mendukung masing-masing metode yang digunakan, baik itu kualitatif maupun kuantitatif.

Penelitian Kuantitatif: Definisi, Korelasi, dan Generalisasi

Menurut Alan Bryman dalam buku Social Research Methods, beliau mendefinisikan metode kuantitatif sebagai sebuah strategi penulisan yang berfokus pada kuantifikasi dan analisa data.

Penelitian kuantitatif juga menggunakan pendekatan yang bersifat deduktif, dengan penekanan berupa pengujian kebenaran teori dari pengalaman empirik hasil data yang telah dimiliki.

Pendekatan deduktif, atau logika berpikir deduktif, adalah sebuah proses berpikir yang melihat hubungan antara premis dengan konklusi utama penelitian. Top-down logic ini melihat bahwa sebuah kesimpulan dapat dicapai dengan menggabungkan beberapa premis atau statement dari sebuah fenomena.

Sebuah contoh pernyataan menggunakan logika deduktif:

  1. Semua manusia berhati baik (Premis pertama)
  2. Saya adalah manusia. (Premis kedua)
  3. Saya adalah manusia berhati baik (kesimpulan)

Dengan menggunakan premis-premis tersebut, maka metode kuantitatif diharapkan mampu membuat model formulasi, teori, maupun hipotesis yang menghubungkan antara premis dengan hipotesa penulisan.

Tidak Selalu Numerik

Bryman berpendapat bahwametode kuantiatif akan menggunakan data yang bersifat numerik, seperti persentase, statistik, dan sebagainya. Namun, hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana data yang bersifat non-numerik pun dapat dibentuk dan diformulasikan menjadi bentuk statistik.

Teks tulisan, ucapan, berita, artikel, dan lain sebagainya merupakan data non-numerik. Meskipun demikian, akumulasi dari teks tulisan, ucapan, artikel berita dan sebagainya kemudian dapat dikumpulkan menjadi satu kesatuan sehingga kemudian akan berbentuk statistik. Bentuk statistik ini lah yang akan membantu proses analisa penelitian kuantitatif.

Dari bentuk data yang tidak selalu harus dalam bentuk numerik ini, kita pun dapat memahami bahwa metode kuantitatif tidak memiliki sifat ekslusivitas pada departemen ilmu-ilmu tertentu.

Tidak hanya ekonomi—psikologi, demografi, sosiologi, pemasaran, bahkan kesusastraan pun sangat memungkinkan untuk menggunakan pendekatan deduktif dan metode kuantitatif dalam penulisannya.

Penelitian Kualitatif: Memahami dan Interpretasi

Menurut Creswell dalam bukunya berjudul Educational Research (2014), penelitian kualitatif adalah sebuah metode dengan data yang merupakan hasil observasi dan pengalaman langsung oleh peneliti.

Cara pengumpulan data pun harus bersifat langsung dan hasil dari observasi. Contohnya adalah interview, pertanyaan langsung, focus groups, observasi-partisipan, rekaman, dokumen, dan lain sebagainya. Secara umum, data yang diperoleh pun bersifat non-numerik.

Metode kualitatif sendiri merupakan hasil dari pemikiran filosofis keilmuan yang ingin mengedepankan sifat subjektivitas dari hasil penelitian. Ini merupakan respon dari pemikiran filosofi positivist, yang hanya menganggap bahwa ilmu pengetahuan harus bersifat objektif, dingin, dan tidak memihak. Melalui pemikiran post-positivist dalam bentuk metode kualitatif ini, hasil pemikiran yang subjektif pun mampu memiliki pembenarannya sendiri sebagai ilmu pengetahuan.

Pasalnya, tidak semua fenomena di dunia dapat diangkat sebagai masalah penelitian dengan satu pendekatan metode. Sebut saja fenomena sosial yang mengikat kuat dengan diversitas pikiran, latar belakang, sejarah, dan sebagainya. Tingginya variabel-variabel sosial seperti kultural, ekspresi, kepercayaan, imajinasi, dan lain sebagainya membutuhkan sebuah penelitian yang lebih dalam dan spesifik.

Lantas, Apa Perbedaan antara Keduanya?

Mengulangi apa yang telah disampaikan oleh Bryman, terdapat beberapa hal yang hadir sebagai pembeda di antara kedua metode penelitian ini.

Pertama, metode Kualitatif menggunakan pendalaman, pemahaman, dan interpretasi terhadap permasalahan yang hadir pada sebuah fenomena. Interpretasi dan pemahaman ini bersifat subjektif dan sangat melekat pada pengalaman dan posisi peneliti. Sifatnya yang subjektif ini memungkinkan hadirnya diversitas dan keberagaman kesimpulan pada satu contoh permasalahan yang sama.

Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada pengujian teori yang digunakan. Sehingga, model komparasi dan penyelidikan korelasi antar variabel untuk mendapatkan konklusi yang berhubungan lurus adalah karakteristik pembedanya. Penelitian ini pun cenderung memiliki sifat yang objektif, karena konklusi yang dicapai merupakan formulasi dari premis-premis yang hadir dan logical.

Kedua, metode kualitatif tidak mampu digeneralisasikan pada sebuah populasi yang lebih besar. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memungkinkan hasil penelitian untuk digeneralisasikan pada sebuah populasi. Hal ini disebabkan metode kuantitatif yang bersifat objetif, sehingga minim akan bias dari subjektivitas peneliti akan hasil akhir.

Ketiga, metode kualitatif akan lebih deskriptif dan dalam pada pembahasannya, sedangkan penelitian kuantitatif penulisannya akan dipandu oleh kesimpulan-kesimpulan numerik, dan bersifat lebih luas. Kedalaman penelitian kualitatif tentunya mensyaratkan sampel penelitian yang lebih kecil dan spesifik. Berbanding terbalik dengan penelitian kuantitatif yang lebih luas dan umum.

Kesimpulannya, masing-masing metode akan memiliki kelebihan maupun kekurangannya masing-masing. Pengumpulan data pun tidak harus susah: karena ESGI Dataset dapat menyediakan data yang kamu butuhkan—baik untuk metode penelitian kualitatif maupun kuantitatif.

***

Baca juga: 

Penelitian & Signifikansinya: Menjawab Pertanyaan “So What?”

Membaca Jurnal Lebih Mudah dengan 2 Metode Ini