Good Governance

Good Governance: Mengapa Tata Kelola Perusahaan Penting Bagi Investor

Selain Environment dan Social, terdapat satu komponen dalam ESG yaitu Governance atau tata kelola. Komponen tata kelola ini merupakan aspek pembuatan kebijakan negara hingga distribusi hak dan tanggung jawab di antara anggota yang berbeda dalam perusahaan, termasuk dewan direksi, manajer, pemegang saham, dan pemangku kebijakan. Perusahaan yang mampu menerapkan tata kelola yang baik berarti telah memiliki good governance.

Meskipun sering dilupakan dibanding faktor lingkungan dan faktor sosial, faktor tata kelola adalah faktor yang sama penting untuk investasi dalam jangka panjang. Tata kelola perusahaan yang baik atau biasa disebut good governance adalah komponen penting dari kesuksesan perusahaan yang bertahan lama. Bisnis yang diatur dengan baik biasanya dapat menunjukkan manajemen yang kuat yang memandu pengambilan keputusan dan fokus jangka panjang mereka. Sederhananya, mereka biasanya adalah perusahaan yang lebih baik daripada perusahaan dengan standar tata kelola yang buruk.

Data tata kelola sebenarnya dikumpulkan untuk jangka waktu yang lebih lama dan kriterianya telah didiskusikan secara lebih luas dari perspektif akademis dan investasi. Menurut data dari Campbell and Mínguez-Vera (2008)., dengan menggunakan 1500 sampel perusahaan, perusahaan dengan hak pemegang saham yang lebih kuat memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi, keuntungan yang lebih tinggi dan pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi.

Aspek-aspek Good Governance

Tata kelola perusahaan yang baik terdiri dari beberapa aspek. Terkadang kombinasi struktur dan mekanismenya bisa berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hanya saja biasanya aspek-aspek tersebut mencakup beberapa hal berikut:

  • Keragaman Dewan: Perusahaan menghasilkan pengembalian yang lebih baik dalam kompleks lingkungan di mana terdapat keragaman – dalam hal gender, demografi, budaya atau kebangsaan.
  • Anggota Dewan Independen: Objektivitas dan kemampuan dewan meningkat dengan jumlah yang lebih tinggi pada skala independen (yaitu non-perusahaan). Meskipun mereka mungkin saja tidak ahli dalam isu sustainability, seperti masalah sosial atau lingkungan.
  • Pembayaran Eksekutif: Saham mungkin merupakan insentif jangka panjang untuk penciptaan nilai yang berkelanjutan dan
    kinerja keuangan. Tetapi, yang menarik adalah kriteria non-finansial juga dapat digunakan untuk menentukan pembayaran jangka panjang, terutama di perusahaan yang menghasilkan polusi tingkat tinggi.
  • Karakteristik CEO: Studi Iyengar, Zampelli (2009) menunjukkan bahwa perusahaan di mana CEO mengambil peran ketua juga mungkin lebih stabil, Penelitian lain dari Galema et al. (2012). menunjukkan bahwa menggabungkan peran tersebut dapat menghasilkan hasil yang lebih berisiko.
  • Pengawasan: Isu pentingnya Good Governance meningkat selama pandemi Covid-19. Beberapa penelitian menunjukkan hal itu menunjukkan pemantauan yang lebih baik, diukur dengan frekuensi rapat dewan, dihubungkan dengan kinerja yang lebih tinggi.
  • Struktur kepemilikan: Kepemilikan institusional bisa saja
    berdampak pada keputusan strategis. Implikasinya adalah bahwa struktur kepemilikan dan tujuan perlu diselaraskan utamanya pada bisnis keluarga.
  • Akuntansi: Tata kelola perusahaan dan akuntansi haruslah berjalan beriringan, meskipun standarnya masih bervariasi secara substansial antara negara dan wilayah tertentu.

Poin-poin di atas menunjang bukti bahwa tata kelola perusahaan yang baik atau good governance akan menghasilkan kinerja investasi jangka panjang yang lebih baik. Sehingga, keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan jika dikombinasikan dengan praktik lingkungan dan sosial yang baik.

Sumber: MSCI ESG Research LLC, Deutsche Bank International Private Bank. Mulai 15 Juni 2020. Angka ini menunjukkan kinerja relatif dari 20% (kuintil) perusahaan teratas untuk setiap pilar ESG di MSCI World Index relatif terhadap 20% perusahaan terbawah. Perbandingan dibuat melalui apa yang disebut “skor-z” yang menunjukkan bagaimana sekelompok nilai (mis. perusahaan yang berbeda) berhubungan dengan skor rata-rata.

Baca juga Sistem One-tier dan Two-tier dalam Tata Kelola Perusahaan

Hal Yang Perlu Diperhatikan Investor 

Seiring dengan meningkatnya tren sustainable investing, penting bagi investor untuk mengetahui apa saja kriteria dan aspek-aspek dari perusahaan yang memiliki good governance. Hal ini terbukti bahwa perusahaan yang menerapkan good governance cenderung lebih berhasil memberikan timbal balik yang memuaskan dalam investasi jangka panjang.

ESG, Apa Perbedaannya dengan Investasi Biasa?

Bagi investor, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menentukan apakah perusahaan telah menerapkan good governance yang baik atau masih perlu ditingkatkan.

Pertama, pertimbangkan rintangan isu governance langsung di tingkat sektor dan perusahaan.
Kedua, investor harus bertujuan untuk memanfaatkan keuntungan jangka menengah yang mungkin diperoleh perusahaan menerapkan tata kelola yang baik.
Ketiga, investor harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tata kelola yang baik terhadap industri struktur – dan di pasar modal itu sendiri.

Masalah governance atau tata kelola (“G”) akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan akan meluas cakupannya. Kompleksitas masalah tata kelola ini pun bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dengan cepat. Namun, tidak akan ada ruginya melakukan investasi pada perusahaan yang good governance. 

Ditulis oleh Khofifah Noviarianti

Sumber referensi:

Bozec, R., M. Dia and Y. Bozec (2010). Governance–Performance Relationship: A Re-examination Using Technical Efficiency Measures. British Journal of Management Studies 21(3), 684-700.

Cuervo, A. (2002). Corporate Governance Mechanisms: a plea for less code of good governance and more market control. Corporate Governance: An International Review 10(2), 84-93.

Ubs.com. (2020, 25 Desember). What is the “G” in ESG. Diakses pada 25 Desember 2020, dari
https://www.ubs.com/global/en/wealth-management/sustainable-investing/2018/understanding-the-g-in-esg-investing.html