Gender Perempuan

Keragaman Gender: Peran Perempuan dalam ESG di Dunia

Keragaman Gender Dewan Direksi menjadi Perhatian Dunia

Keragaman gender dewan direksi telah menjadi perhatian utama pemerintah dan peneliti dalam 2 dekade ini.

Pemerintah di setiap negara merespon dengan melaksanakan berbagai cara untuk meningkatkan keragaman gender dan mulai memperhatikan peran perempuan dijajaran dewan direksi.

Cara yang digunakan meliputi tindakan legislatif, menetapkan kuota wajib atau melalui persuasi moral. Beberapa negara lain memberlakukannya secara sukarela.

Tabel di bawah ini menunjukkan negara-negara yang menetapkan peraturan agar perusahaan publik dan perusahaan milik negara menyediakan kuota untuk perempuan menjabat sebagai dewan direksi.

No.NegaraAwal PemberlakuanSifatKuotaKeterangan
1Norwegia2002Wajib40%Seluruh perusahaan publik dan milik negara sudah mematuhi peraturan di tahun 2008.
2Spanyol2007Wajib40%Hanya setengah dari seluruh  perusahaan publik dan milik negara sudah mematuhi peraturan di tahun 2015.
3Islandia2010Wajib40%Seluruh perusahaan publik dan milik negara sudah mematuhi peraturan di tahun 2013.
4Prancis2011Wajib20%Hampir seluruh perusahaan publik dan milik negara sudah mematuhi peraturan di tahun 2018.
5Malaysia2011Wajib20%
6Italia2011Wajib33%Perusahaan yang tidak melaksanakan aturan akan dikenakan denda dan pencopotan jabatan direksi atas ketidakpatuhan.
7Belgia2011Wajib33%Jika perusahaan yang tidak melaksanakan aturan, maka pemerintah menangguhkan pengangkatan direksi dan tidak memberikan tunjungan atas sanksi ketidakpatuhan.
8Jerman2014Wajib30%Jika perusahaan yang tidak mematuhi aturan, maka perusahaan harus membiarkan kursi direksi kosong hingga ada perempuan yang mengisi.
9India2012Sukarela1 orgHanya sedikit perusahaan yang menjalankan aturan yang diketahui berdasarkan laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan.
10UEA2013Sukarela1 org
11Kanada2006Wajib50%
12Denmark2013Wajib50%

 

Sumber data: Al-Jaifi (2020), diolah.

Perbedaan Pendekatan dalam Keragaman Dewan di Dunia

Pendekatan yang berbeda terhadap keragaman gender menjadi hal yang menarik dalam keterlibatan peran perempuan dengan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Penelitian Cucari (2018) menjelaskan, keragaman gender memberikan pengambilan keputusan yang lebih kuat yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik. Apakah benar begitu?

Lalu, bagaimana peran perempuan dalam dewan direksi pada kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan?

Peran Perempuan Meningkatkan Pemantauan Kinerja ESG

Penelitian yang dilakukan oleh Al-Jaifi (2020) serta Wasiuzzaman & Wan Mohammad (2020) menunjukkan adanya dampak positif antara keragaman gender dan kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan.

Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak direktur perempuan cenderung memiliki praktik ESG yang lebih baik daripada perusahaan yang memiliki lebih sedikit perempuan pada dewan direksi.

Kedua penelitian tersebut menunjukkan peran perempuan dapat meningkatkan fungsi pengawasan, dan kehadiran direktur perempuan mendorong perilaku pemantauan dan pengawasan yang lebih berkualitas.

Dewan Direksi dengan Keragaman Gender Lebih Sensitif terhadap Harga Saham

Keragaman gender pada dewan direksi menjadi nilai yang relevan dan adanya perempuan pada dewan direksi perusahaan memiliki skor sustainability disclosure (ESG) lebih tinggi.

Terutama perusahaan yang beroperasi di industri yang sensitif terhadap lingkungan, memiliki hubungan dengan ESG disclosure dan harga saham lebih signifikan dibandingkan dengan industri yang tidak sensitif.

Hal ini menunjukkan bahwa faktor ESG adalah nilai yang relevan dengan harga saham perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus melaksanakan dan mengungkapkan kegiatan keberlanjutan (ESG) karena dapat membantu kelestarian lingkungan, masyarakat, dan bisnis serta meningkatkan nilai saham perusahaan (Qureshi dkk, 2020).

Pemerintah Memperketat Komposisi Dewan Direksi dalam Hal Keragaman Gender

Kehadiran perempuan pada dewan direksi mempengaruhi kinerja ESG perusahaan. Hal ini penting bagi pemerintah, pengguna laporan tahunan perusahaan, dan penelit selaku stakeholders.

Kehadiran perempuan dalam dewan direksi yang berpengaruh pada kinerja ESG memberikan wawasan yang berharga bagi stakeholders, terutama bagi para pemegang saham mengenai kinerja ESG perusahaan, dan untuk memahami bagaimana keragaman dewan berdampak pada kinerja ESG.

Hal ini semakin memotivasi pemerintah untuk memperketat kebijakan tata kelola perusahaan dengan meningkatkan akuntabilitas untuk menambah partisipasi anggota perempuan di dewan direksi perusahaan. Selain itu, hal ini memaksa perusahaan untuk mengikuti praktik tata kelola yang baik.

Kaitannya dengan institusi pemerintah yang mengatur pasar saham, hal ini akan membantu mereka untuk menetapkan peraturan yang sesuai untuk ESG. Peraturan tersebut akan menjadi dasar bagi perusahaan-perusahaan yang tercatat. Jika perusahaan melanggar peraturan tersebut, maka perusahaan akan dikenakan sanksi khusus (Shakil et al., 2020).

“Dewan direksi perempuan memiliki peran yang cukup penting dalam pelaksanaan ESG di perusahaan. Peran tersebut berdampak pada lingkungan, sosial, harga saham hingga pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memiliki komposisi dewan direksi perempuan dan laki-laki sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.”